Sengsara Membawa Nikmat
Midun tak habis pikir. Bagaimana mungkin Kacak -penghulu yang kaya raya, bangsawan tinggi kemenakan raja di kampungnya- menaruh iri dan dendam kepadanya yang hanya seorang rakyat biasa? Midun merasa tidak melakukan perbuatan yang salah, menyinggung atau menyakiti orang lain. Ia tidak menyadari, justru kehalusan budi pekerti dan kerendahan hatinya menyebabkan ia begitu disayangi dan dibela orang-orang sekampung sehingga menerbitkan rasa cemburu dan benci Kacak.
Tak habis-habisnya Kacak mencari akal untuk menjebak, menyiksa bahkan menghabisi nyawa orang yang tak disenanginya. Niatnya tak pernah sampai karena penjagaan ayah dan guru silat Midun. Tapi akhirnya upaya Kacak berhasil juga. Midun dihukum penjara karena kesalahan yang sengaja ditimpakan kepadanya.
Menjadi orang hukuman benar-benar suatu hal yang tak pernah dibayangkan oleh Midun. Walaupun demikian, ia mencoba menjalani dengan tabah dan berani. Midun memilih untuk tak menyerah.
Bagaimana selanjutnya perjuangan Midun untuk bertahan hidup ?
Apa yang dapat ia lakukan untuk mengubah nasib?
Dan bagaimana akhir permusuhannya dengan Kacak?
Pengarang | Tulis Sutan Sati |
Edisi | |
No. Panggil | 813 TUL s |
ISBN/ISSN | 9789794073605 |
Subyek | Fiksi Indonesia |
Klasifikasi | 813 |
Bahasa | Indonesia |
Penerbit | Balai Pustaka |
Tahun Terbit | 2010 |
Tempat Terbit | Jakarta |
Kolasi | 192 halaman : 15 x 21 cm |
Detil Spesifik | |
Baca Daring |