Katalog Induk Perpustakaan Sekolah

VCO mulai booming di Indonesia tahun 2005. Pasar riuh oleh ratusan produsen atau pengusaha. Ramai selama hampir tiga tahun, VCO digadang sebagai obat berbagai penyakit. Kemudian sepi beberapa saat dan kembali diviralkan oleh komunitas ketogenik pada tahun 2017. VCO dapat dikonsumsi sebagai superfood: memperbaiki metabolisme tubuh dan menurunkan berat badan. Menurut Prof. dr. Susilo Wibowo, M.S.Med., Sp.And., Guru Besar Universitas Diponegoro Semarang, VCO juga bisa dipakai buat terapi kesuburan untuk yang belum dikaruniai keturunan. Menurutnya VCO juga ampuh untuk vaginal douche, solusi masalah keputihan.

VCO viral untuk ketiga kalinya, di saat pandemi Covid-19 ini. Hal ini diawali kisah Monika Sihaloho di medsos, seorang ibu rumah tangga asal Bekasi, yang sembuh setelah dirawat enam hari di rumah sakit sambil mengonsumsi VCO. Lalu ada pemberitaan tentang Pasien Positif Covid-19 Asal Aceh Tamiang Sembuh Diberikan VCO Selama Dirawat di RSUD Aceh Timur (aceh.tribunnews.com, 13 Juni 2020). Serta kesaksian Tung Desem Waringin, motivator terkenal, di berbagai media nasional (Testimoni Tung Desem Waringin yang Positif Corona Covid-19, www.liputan6.com, 06 Apr 2020) yang sembuh dari infeksi virus SARS-CoV-2 setelah dirawat di rumah sakit dan mengonsumsi VCO. Pemerintah pun mulai mengembangkan VCO: Kementan Buat Teknologi VCO untuk Tangkal Corona (republika.co.id, 12 April 2020).

Dalam beberapa webinar yang diselenggarakan Sahabat Kelapa, berbagai pakar menyampaikan fakta dan data ilmiah terkait sifat anti-mikroba VCO serta manfaat kesehatannya. Menurut beberapa pakar, seperti Prof. Fabian Dayrit, Ph.D. dari Universitas Ateneo de Manila Filipina, Prof. dr. Jimmy Posangi, M.Sc., Ph.D., Sp.FK., Guru Besar Farmakologi Universitas Sam Ratulangi, Dr. Steivie Karouw, STP., M.Sc. dari Balitpalma Manado serta Prof. dr. Veni Hadju, Ph.D., Guru Besar Ilmu Gizi Universitas