Mengenal Wayang Kulit Purwa
Sesungguhnya kisah dalam dunia pewayan- gon ini sangat bagus. Kisahnya kadang sangat Tragis, kadang sangat mengharukan. Terjadinya konflik sangat dalam, konflik percintaan, kontlik bothin, konflik spiritual maupun konflik sosial dan politik.
Dalam kisah Pandawa mbangun Candi Sapta- argo, pembangunannya selalu gagal, paribason dibangun pagi, sorenya hancur kembali, dibangun sore, paginya hancur lagi. Ternyata penyebabnya, Negara Amarta kehilangan Jimat kalimasada yang dicuri Mustakaweni adik Niwatakawaca. Setelah jimat kalimasada dapat direbut kembali pembangu- nan Candi Saptaarga sukses.
Kisah ini memiliki korelasi yang kuat dalam kehidupan ini, baik masa lalu, masa
sekarang maupun masa yang akan datang. Pesan moral yang disampaikan ialah, bila
suatu bangsa atau negara kehilangan hakekat keyakinan dan keimanannya, niscaya negara itu akan mengalami kebobrokan, kemerosotan moral maupun material. Pembangunannya tak berhasil, moralnya rusak, Banyak terjadi kekacauan, manipulasi dan penyelewengan ?. Solusinya, Segeralah temukan Jimat Kalimasada, lalu implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Insya Allah negeri ini akan jaya dalam
segalanya.
Dalam kisah "Wahyu Makutharama/Hasta Brata". Ilmu Keprabon atau kepemimpinan. Pemimpin yang menguasai ilmu Hasta Brata mampu mengimple- mentasi diri (pengejawantahan) delapan sifat alam yang agung, dalam melakukan kewajiban dan tanggungjawabnya sebagai seorang pemimpin.
Delapan sifat alam itu mewakili simbol kearifan dan kebesaran Sang Maha Pencipta: 1. Sifat Bumi; 2. Sifat Angin; 3. Sifat Samudra/Air; 4. Sifat Bulan; 5. Sifat Matahari; 6. Sifat Angkasa (Langit); 7. Sifat Api; 8. Sifat Bintang.
Hakikatnya setiap pribadi adalah seorang pemimpin. Sabda Nabi Muhammad saw. "Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya".
Eyang Kendhalisada
Pengarang | Muchyar Abi Tofani |
Edisi | |
No. Panggil | 791.53 MUC m |
ISBN/ISSN | |
Subyek | Wayang Kulit Wayang kulit Purwa |
Klasifikasi | 791.53 |
Bahasa | Indonesia |
Penerbit | Pustaka Agung Harapan Surabaya |
Tahun Terbit | |
Tempat Terbit | Surabaya |
Kolasi | 144 hal.; ilus.; 16 x 24 cm |
Detil Spesifik | |
Baca Daring |