Katalog Induk Perpustakaan Sekolah

S ekali ini dengarkan kata-kataku dengan hatimu, Ibra him melanjutkan, "Telah kumaafkan semua kesalahanmu padaku. Bukan! Kamu tidak salah padaku. Kamu salah ter hadap cintaku. Ingatkah ketika pertama kali aku mencintai seorang gadis, yaitu Nayla? Dan ingatkah kala kusemai cinta itu dalam kalbuku, lalu kamu rebut dia dari hatiku? Aku pernah sakit karenanya. Totapi aku sadar, kamu menguasai cinta, sedangkan aku tidak memiliki pe ngalaman apa-apa."

"Lalu, di saat rasa sakit itu sirna, sedangkan Allah menghembuskan nafas cinta dalam jiwaku, kudapati diriku jatuh cinta pada Sarah. Dan Sarah pun mencintaiku. Duhai, Mas Yusuf. Aku diusir dari dukuh ini dengan hati yang pedih sebab orang-orang di sini tidak memper cayaiku. Aku dianggap sebagai biang keladi kekisruhan dukuh ini. Tetapi demi Dia yang jiwaku ada dalam genggaman tangan-Nya, aku tidak sakit hati. Aku percaya kepada kebenaran. Dan aku pun percaya bahwa kebenaran akan mempercayaiku."

"Aku pergi dari dukuh ini dengan menitipkan kekasih hatiku pada mu. Tetapi setan telah menggodamu. Aku tidak membencimu, tetapi aku membenci setan yang menggodamu. Kamu kalah, Mas, kamu ka lah dengannya. Kamu tidak berjuang untuk melawan nafsumu, sedang kan dia telah menyamar sebagai nafsumu."

Demikian penggalan pesan Ibrahim pada Yusuf, kakak yang disa yanginya tapi telah mengkhianati kepercayaannya. Novel religius ini melukiskan secara gamblang pencarian seorang

anak manusia tentang makna cinta. Cinta kepada Sang Pencipta, cinta kepada orangtua, cinta kepada Kiai atau gurunya, cinta kepada lawan jenisnya dan cinta kepada saudara yang telah menghianati keperca yaannya. Novel ini juga mengambarkan bagaimana seorang anak manusia yang mencari makna cinta akhirnya tenggelam ke dalam pencarian cintanya sendiri hingga akhir hayatnya. Sebuah novel yang penuh dengan ajaran moral dan agama, penuh dengan pemahaman kedalaman makna cinta, dihiasi dengan. pewujudan kesekarahan manusia yang semuanya menyisakan air mata bagi sang pencari cinta.