Katalog Induk Perpustakaan Sekolah

Hotline

Hotline

+6221-5707870
Fiksi Indonesia

Gelandangan di Kampung Sendiri

Rasa-rasanya, para pejabat sering salah sangka terhadap rakyat dan dirinya sendiri. Mereka menyangka bahwa mereka adalah atasan rakyat, sementara rakyat mereka kira bawahan. Mereka merasa tinggi dan rakyat itu rendah. Maka, mereka merasa sah dan tidak berdosa kalau memaksakan kehendak mereka atas rakyat. Mereka membuat peraturan untuk mengatur rakyat karena merasa merekalah yang berhak membuat peraturan. Rakyat hanya punya kewajiban untuk menaatinya. Inilah tatanan dunia yang dibolak-balik. Bukankah hak atas segala aturan berada di tangan rakyat? Kalau rakyat tidak setuju, itu berarti bos tidak setuju. Hamba sahaya harus punya telinga selebar mungkin untuk mendengarkan apa kata juragannya. Maka menjadi aneh jika rakyat terus menerus diwajibkan berpartisipasi dalam pembangunan. Karena rakyatlah pemilik pembangunan.

Pengarang Emha Ainun Nadjib
Edisi
No. Panggil 128 NAD g
ISBN/ISSN 9786022914723
Subyek FILSAFAT KEHIDUPAN MANUSIA
Klasifikasi 128
Bahasa Indonesia
Penerbit Bentang
Tahun Terbit 2018
Tempat Terbit Yogyakarta
Kolasi viii + 296 hlm.; 20 cm
Detil Spesifik
Baca Daring